Contoh Gambar Front Light/Cahaya Dari Depan |
Untuk mendalami bidang Fotografi, kita harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya. Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh Shutter dan Aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkang foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.
Sinar matahari di siang hari memiliki intensitas yang tinggi, menghasilkan pencahayaan
yang keras dan membuat bayangan yang jelas. Jenis cahaya semacam ini biasa disebut
sebagai hard light (pencahayaan keras). Sedangkan sinar yang dari bersumber
dari lampu (misalnya lampu studio) lebih fleksibel karena bisa diatur intensitasnya. Sinar
dari lampu juga bisa diatur supaya lebih lembut sehingga menghasilkan bayangan
yang samar. Biasanya untuk itu digunakan diffuser, reflector, omni bounce atau
softbox. Sinar yang sudah diatur untuk
lebih lembut seperti itu biasa dinamakan soft light (pencahayaan lembut).
Bermacam sumber cahaya di alam ini memiliki warna yang berbeda-beda. Bahkan sinar matahari juga memiliki warna yang berbeda saat pagi, siang dan sore hari. Rentang warna cahaya di alam ini berkisar dari 1.900 K (berwarna kemerahan) hingga 12.000 K (berwarna kebiruan), dimana warna putih sendiri memiliki temperature warna sekitar 5.600 K. Mata manusia mampu mengkompensasi berbagai perbedaan warna dari berbagai sumber cahaya sehingga saat melihat benda berwarna putih akan tetap tampak putih. Namun pada kamera digital, bila temperature warna yang ditangkap berbeda dengan sumbernya,maka hasilnya benda putih akan berwarna kebiruan atau kemerahan. Untuk itu tersedia fitur white balance yang digunakan untuk menyesuaikan dengan temperature warna dari sumber cahaya yang ada.
Untuk
menerangi obyek, pencahayaan yang tepat juga
perlu memperhitungkan arah datangnya sinar. Umumnya tentu sinar datang dari depan
obyek (front light), sehingga mampu menerangi obyek seperti saat memakai
lampu kilat. Namun arah sinar seperti ini member hasil foto yang flat dan tidak
berdimensi. Untuk member kesan berbeda dan memiliki kedalaman dari sebuah foto,
diperlukan sinar yang datangnya tidak persis dari depan obyek, melainkan dating
dari arah samping obyek (side light). Sinar dari samping ini bias menghasilkan
dimensi atau kedalaman karena adanya perbedaan teranggelap yang bila secara jeli
dioptimalkan maka bisa mendapat foto yang artistik. Contoh pemakaian adalah untuk
fotografi window lighting, dengan si model berdiri di samping jendela
dan cahaya menyinari bagian samping dari si model
Berbeda dengan sinar
yang dating dari depan atau samping, sinar yang dating dari arah belakang lebih
sulit untuk disiasati. Kondisi yang seperti ini biasa disebut dengan back
light, dimana sinar justru menerangi obyek dari arah belakang. Prinsipnya back
light akan membuat objek foto jadi siluet/gelap, sehingga tentukan dulu
apakah siluet ini memanghasil yang diinginkan atau tidak. Bila kita tidak sedang
ingin membuat foto siluet, usaha kan menghindari memotret dengan back
light. Meski ada trik untuk mengatasi back light, tapi hasilnya
tidak akan optimal. Maka itu usahakan merubah posisi obyek atau fotografer bila
berhadapan dengan cahaya dari belakang.
Berikut ini adalah beberapa tips
mengatasi back light :
- Atur kompensasi eksposure (Ev) kearah positif, bisa sampai 2 stop kalau perlu. Hal ini memang akan membuat background menjadi over tapi kita bias menyelamatkan obyek fotonya.
- Gunakan spot metering lalu arahkan titik pengukuran kearah obyek, hal ini akan membuat kamera menghasilkan eksposur yang tepat hanya di obyek foto dan tidak menghiraukan cahaya yang dating dari arah belakang.
- Gunakan fill-in flash, sehingga obyek juga mendapat pencahayaan dari arah depan..
- Gunakan koreksi memakai software, namun tentu anda perlu waktu lagi untuk mengolahnya.
No comments:
Post a Comment