Saturday, March 18, 2017

Memahami Pencahayaan Fotografi

Contoh Gambar Front Light/Cahaya Dari Depan

Untuk mendalami bidang Fotografi, kita harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya. Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh Shutter dan Aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkang foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.

Sinar matahari di siang hari memiliki intensitas yang tinggi, menghasilkan pencahayaan yang keras dan membuat bayangan yang jelas. Jenis cahaya semacam ini biasa disebut sebagai hard light (pencahayaan keras). Sedangkan sinar yang dari bersumber dari lampu (misalnya lampu studio) lebih fleksibel karena bisa diatur intensitasnya. Sinar dari lampu juga bisa diatur supaya lebih lembut sehingga menghasilkan bayangan yang samar. Biasanya untuk itu digunakan diffuser, reflector, omni bounce atau softbox. Sinar  yang sudah diatur untuk lebih lembut seperti itu biasa dinamakan soft light (pencahayaan lembut). 

Bermacam sumber cahaya di alam ini memiliki warna yang berbeda-beda. Bahkan sinar matahari juga memiliki warna yang berbeda saat pagi, siang dan sore hari. Rentang warna cahaya di alam ini berkisar dari 1.900 K (berwarna kemerahan) hingga 12.000 K (berwarna kebiruan), dimana warna putih sendiri memiliki temperature warna sekitar 5.600 K. Mata manusia mampu mengkompensasi berbagai perbedaan warna dari berbagai sumber cahaya sehingga saat melihat benda berwarna putih akan tetap tampak putih. Namun pada kamera digital, bila temperature warna yang ditangkap berbeda dengan sumbernya,maka hasilnya benda putih akan berwarna kebiruan atau kemerahan. Untuk itu tersedia fitur white balance yang digunakan untuk menyesuaikan dengan temperature warna dari sumber cahaya yang ada.

Untuk menerangi obyek,  pencahayaan yang tepat juga perlu memperhitungkan arah datangnya sinar. Umumnya tentu sinar datang dari depan obyek (front light), sehingga mampu menerangi obyek seperti saat memakai lampu kilat. Namun arah sinar seperti ini member hasil foto yang flat dan tidak berdimensi. Untuk member kesan berbeda dan memiliki kedalaman dari sebuah foto, diperlukan sinar yang datangnya tidak persis dari depan obyek, melainkan dating dari arah samping obyek (side light). Sinar dari samping ini bias menghasilkan dimensi atau kedalaman karena adanya perbedaan teranggelap yang bila secara jeli dioptimalkan maka bisa mendapat foto yang artistik. Contoh pemakaian adalah untuk fotografi window lighting, dengan si model berdiri di samping jendela dan cahaya menyinari bagian samping dari si model

Berbeda dengan sinar yang dating dari depan atau samping, sinar yang dating dari arah belakang lebih sulit untuk disiasati. Kondisi yang seperti ini biasa disebut dengan back light, dimana sinar justru menerangi obyek dari arah belakang. Prinsipnya back light akan membuat objek foto jadi siluet/gelap, sehingga tentukan dulu apakah siluet ini memanghasil yang diinginkan atau tidak. Bila kita tidak sedang ingin membuat foto siluet, usaha kan menghindari memotret dengan back light. Meski ada trik untuk mengatasi back light, tapi hasilnya tidak akan optimal. Maka itu usahakan merubah posisi obyek atau fotografer bila berhadapan dengan cahaya dari belakang.

Berikut ini adalah beberapa tips mengatasi back light :
  • Atur kompensasi eksposure (Ev) kearah positif, bisa sampai 2 stop kalau perlu. Hal ini memang akan membuat background menjadi over tapi kita bias menyelamatkan obyek fotonya.
  • Gunakan spot metering lalu arahkan titik pengukuran kearah obyek, hal ini akan membuat kamera menghasilkan eksposur yang tepat hanya di obyek foto dan tidak menghiraukan cahaya yang dating dari arah belakang.
  • Gunakan fill-in flash, sehingga obyek juga mendapat pencahayaan dari arah depan..
  • Gunakan koreksi memakai software, namun tentu anda perlu waktu lagi untuk mengolahnya.
 

No comments:

Post a Comment