Saturday, March 18, 2017

Pengenalan Eksposur Dalam Fotografi

Canon

Banyak orang menggunakan kamera DSLR maupun Mirrorless, memilih menggunakan Mode Auto untuk mengoperasikan kamera miliknya. Dikarenakan bingung nya cara mengatur Aperture, Shutter Speed, dan ISO (Mode Manual, Av, Tv). Sebagian orang berlatih, termasuk saya. Untuk bisa menggunakan Mode Manual, dengan cara:

Setting kamera di Mode Auto -> Jepret lah ke objek yang kita inginkan -> Setelah itu kalian buka hasil fotonya. Lalu lihatnya berapa Aperture, Shutter Speed, ISO yang di dapat dengan menggunakan Mode Auto -> Lalu kalian ubah kembali settingan kamera anda menjadi Mode Manual -> Masuk kan settingan kamera yang didapatkan tadi saat menggunakan Mode Auto -> Dan cobalah kalian jepret kembali objek yang kalian inginkan.
 *Saran saya, untuk ISO lebih baik menggunakan Auto saja. Karena saya lebih sering menggunakan Auto ketika berada di lapangan

Nah, sekarang saya akan kasih tau apa arti dari Aperture, Shutter Speed, ISO. Yang selalu ada di tampilan LCD kamera kalian. Berikut penjelasan yang saya buat menurut saya dan ditambah dengan hasil ringkasan saya dari beberapa website & blog para master-master Fotografer:

  • Aperture : ukuran bukaan lensa saat kita mengambil gambar.
Penjelasan nya seperti ini. Ketika menekan tombol Shutter pada kamera kita, lubang sensor yang ada di dalam kamera kita terbuka. Semakin besar lubang terbuka, maka semakin banyak cahaya yang masuk dan terbaca oleh sensor kamera.
Aperture dinyatakan dengan satuan F/stop, contohnya seperti F/5.6 , F/8.0 . Seperti pengertian yang saya jelaskan di atas Aperture berfungsi untuk mengatur lebar kecil nya lubang pada sensor kamera kita.  Semakin kecil angka F/stop yang kita atur, contoh F/1.4 atau F/1.2 itu berarti semakin besar lubang yang dibuka pada sensor kita untuk mengambil cahaya. Dan sebaliknya, jika semakin besar angka F/stop yang kita atur, contoh F/16 berarti semakin kecil lubang yang dibuka pada sensor. Yang membuat sedikit cahaya yang masuk.
Contoh ilustrasi bukaan lubang sensor kamera


  • Shutter Speed : rentang waktu yang dibuka oleh sensor kamera
Penjelasan nya seperti ini. Waktu antara kita memencet tombol hutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
  1. Setting Shutter Speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Biasanya digunakan untuk mereka adegan aksi, seperti pertandingan olahraga, konser musik, atraksi sirkus, dll.
  2. Settingan Shutter Speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dll. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160, dll. Semua tergantung kebiasaan saja nantinya, mau memilih settingan 1/3 stop atau 1/2 stop.
  3. Untuk menghasilkan foto yang tajam pada kamera kita, gunakanlah Shutter Speed yang aman. Aman disini yang dimaksud adalah setting Shutter Speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayan atau blur. Dibawah dari 1/60 saya menyarankan untuk menggunakan Tripod, agar hasil foto bisa maksimal dan tidak blur, kecuali anda mempunyai tangan yang kuat agar tidak goyang saat motret. Dan pada lensa mempunyai fitur Image Stabilization.
  4. Batas Shutter Speed yang aman lainnya adalah: Shutter Speed kita harus lebih besar dari panjang dari lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 18-135mm, gunakan shutter minimal 1/30 detik. Jika kita memakai lensa 50mm, gunakanlah Shutter Speed 1/60 detik.
Contoh ilustrasi sesuai dengan Speed yang di atur
  •  ISO : Ukuran sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya yang masuk.
Semakin tinggi setting ISO yang kita atur, maka semakin sensitif pula sensor kamera kita.
  1. Saat kita ingin mengubah setting ISO dari 100 ke 200 kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  2. Saat kita ingin menambah lagi ISO lagi ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  3. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
  4. Namun untuk kamera Mid-end, settingan ISO yang tinggi dapat memunculkan bintik-bintik putih yang menurut saya cukup mengganggu atau biasa disebut Noise. Tapi, bukan berarti sebagai pengguna kamera Mid-end tidak bisa memakai ISO yang tinggi. Jangan khawatir, karena kita bisa melakukan olah digital menggunakan Adobe Photoshop atau sejenisnya, untuk menghilangkan atau setidaknya agar enak untuk di lihat pada hasil foto kita. Toh, memang olah digital itu sangat dibutuhkan untuk fotografi.
Contoh ilustrasi besar kecilnya settingan ISO








No comments:

Post a Comment